Selasa, 23 Maret 2010

SOSIALISASI POLITIK

SOSIALISASI POLITIK

A. DEFINISI SOSIALISASI POLITIK
Sosialisasi politik merupakan bagian dari kajian politik dalam pengertian proses. Oleh karena itu, pengertian sosialisasi politik seantiasa berkaitan dengan segenap proses dalam kehiduapan politik. Untuk mengetahui pengertian sosialisasi politik, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu tenyang definisi sosialisasi. Ada tiga kesimpulan mengenai definisi sosialisasi, yaitu :
 “……pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek tingkah laku, yang menanamkan pada individu berbagai keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif, dan sikap yang perlu untuk menampilkan peranan yang sekarang atau sedang, diantisipasikan…..( dan terus berkelanjutan) sepanjang kehidupan manusai norma dan peranan-pernann baru masih harus dipelajari” (David F.Aberle, 1961)
 “…….segenap proses pada individu, yang dialhirkan dengan banyak sekali jajaran potansi tingkah alku yang dibatasi dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan biasa diterima olehnya sesuai standar dari kelompoknya.” (Irvin. L.Child)
 “……komunikasi dengan manusai lainnya dan mempelajari dari merka, dengan siapa individu ini secara berthap memasuki beberapa jenis relasi umum.”(S.N.Eisendstandt, 1995)
Bertolak dari definisi tersebut, Rush dan Althff (2003;28) mengatakan bahwa sosialisasi cukup signifikan dalam politik. Keduanya berargumen bahwa pentingnya sosialisasi politik adalah :
1. Sosialisasi secara mendasar adalah proses hasil bejarar dari suatu pengalaman.
2. Sosialisasi memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dalam batas yang luas, baik terkait dengan pengetahuan atau informasi, motif atau nilai maupun sikap.
3. Sosialisasi bukan hanya diberikan selama masa kanak-kanak dan masa remaja, melainkan juga diberikan kepada semua lapisan usia dan berlanjut sepanjang kehidupan.

Dengan demikian, proses sosialisasi politik sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan, baik lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya tempat individu berada. Selain itu, juga ditentukan oleh interkasi pengalaman serta kepribadiannya. Oleh karena itu, wajar bila sosialisasi politik banyak dianggap sebagai salah satu konsep kunsi dalam sosiologi politik. Ini artinya, sosialisasi politik merupakan variabel independent. Selain itu, interaksi politik pada banyak gejala politik lainnya juga memperlihatkan interaksi dan interpedensi perilaku sosial dan perilaku politik. Pada akhirnya, sebagai akibat wajar yang pentinng dari interkasi dan interdepensinya, ia menunjukkan interdepensi dari ilmu-ilmu sosial pada umumnya, serta sosiologi dan ilmu politik pada khususnya (Rushdan Althoff, 2003;25)

B. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
Pengertian sosialisasi politik menurut beberapa para ahli :
 Menurut Rachman (2006) menjelaskan dari pengertian sosialisasi politik dari dua kata yaitu Sosialisasi dan Politil. Sosialisasi berarti pemasyarakatan dab Politik berarti urusan negara. Jadi secara etimologi sosialisasi politik adalah pemasyarakatan urusan negara. Urusan negara yang dimaksud adalah semua aspek kehiduapan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Menurut Michael dan Philip Althoff yang dikutip dari http://setabasri01.blogspot.com menjelaskan sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisaso politik juga sebagai sarana suatu generasi untuk mewariskan keyakinan-keyakinan politiknya kepada generasi sesudahnya. Sosialisasi politik ini merupakan proses yang berlangsung lama dan pengelaman-pengalaman politiknya yang relevan dan memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya.
 Menurut Hyman dalam buku panduan Rusnaini (2008) sosialisasi politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan belajar secara emosional (emitional learning) maupun indoktrinasi politik yang manifest dan dimensi oleh segala partisipasi dan pengalaman si individu yang menjalaninya.
 Menurut M.Rush (1992) sosialisasi politik merupakan proses yang melalui orang dalam masyarakat tertentu belajar mengambil sistem politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan persepsi dalam reaksi mereka terhadap fenomena politik.
(political socialization may be defined is the process by which individuals in a given society became acquainted with the political system anad which to a certain degree determines their perception an their reaction of political phenomena.
Dengan demikian, pengertian sosialisasi politik sedikit banyak tidak bisa lepas dari pengertian-pengertian sosialisasi di atas. Misalnya, dikatakan bahwa sosialisasi politik, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah proses pengenalan sistem politik pada seseorang, kelompok, atau masyarakat, serta respons yang mereka berikan terhadap gejala-gejala politik yang ada dan mereka hadapi. Lebih sederhana lagi, sosialisasi politik dapat diartikan sebagai proses pembentukan sikap dan orientasi anggota masyarakat yang dihasilakn dari sosialisasi politik ini pada gilirannya memberikan pengaruh kuat terhadap tingkat partisipasi politik, rekrutmen politik, dan komunikasi politik seseorang atau kelompok masyarakat dalam segala aktivitas kehidupannya.
C. AGEN SOSIALISASI POLITIK
Menurut Tischler (1999) yang dikutip dari http://tentangkomputerkita.blogspot.com yang menjadi agen atau perantara dalam sosialisasi meliputi:
 Keluarga : merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dan berkembang. Keluarga merupakan dasr pembantu utama struktur sosial yang lebih luas, dengan pengertian bahwa lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya. (Munandar (1989) dikutip dari http://tentangkomputerkita.blogspot.com

 Teman Pergualan : Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain)pertama kali didapatkan manusia ketika ia mempu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain yaitu pada saat remaja.

 Lembaga pendidikan formal (sekolah) : Di sekolah seseorang belajar menulis, membaca, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), unversalisme, dan kekhasan( specificity). Di sekolah sebagaian besar tugas sekolah harus dikerjakan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga sekolah dirasa sebagai tempat yang cukup efektif dalam mendidik seorang anak untuk memupuk rasa tanggung jawab untuk kewajiban dan haknya.

 Media massa : Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak, media elektronik. Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

 Pemerintah : Pemerintah merupakan agen sosialisasi secondary group. Pemerintah merupakan agen punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah juga secara tidak langsung, melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakan. Melalui tindakan-tindakan pemerintah, orientasi efektif individu bisa terpengaruh dan ini mempengaruhi budaya politiknya.


 Partai politik : Parpol adalah agen sosialisasi politik secondary group. Parpol biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan, keadialan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui parpol dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada.

 Agen-agen lain : Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain, media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.

D. METODE SOSIALISASI POLITIK
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff menyuratkan terdapat 3 cara, yaitu :
1. Imitasi
2. Insturksi
3. Motivasi
 Imitasi ialah peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada mas remaja dan dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi maupun motivasi.
 Insturksi yaitu peristiwa penjelasan diri seseorang dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya. Melalui intruksi, seorang individu diberitahukan oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagiamana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolah-sekolah dalam mana guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.
 Motivasi, sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial dan error).

1 komentar: